Harapan Itu Masih Ada.....
Selamat Datang Sahabatku....
Awas..! Gorengan Berbahaya
Anda suka dan terbiasa makan jajanan gorengan. Jika benar, berhati-hatilah. Sebab, bagi seseorang yang suka makan gorengan tiap harinya picu penyakit degeneratif.
"Banyak orang yang tidak tahu bahwa kebiasaan makanan gorengan adalah makanan yang memiliki risiko tinggi bagi kesehatan dan menjadi pemicu penyakit degeneratif," ujar ahli penyakit dalam RSU dr Soetomo Surabaya, Prof Dr dr Yogiantoro SpPD-KGEH saat berbincang-bincang kepada detiksurabaya.com, Jumat (11/4/2008).
Penyakit degenarif itu antara lain, penyakit diabetes mellitus, kardiovaskular, serta stroke. Satu makanan gorengan, setara dengan tiga potong jenis makanan gorengan lauk dan lima potong makanan selingan atau dua potong lauk dan delapan potong makanan selingan.
Prof Yogi menjelaskan, pola makan makanan yang serba instan saat ini memang sangat digemari sebagian masyarakat perkotaan. Gorengan dan jenis makanan murah meriah lain kini juga mudah didapat karena banyak dijual di pinggir jalan.
"Penyakit degeneratif ini tidak menular. Tapi penyakit ini sudah menjadi penyakit serius di seluruh warga di seluruh dunia," tambahnya.
Penyakit kardiovaskular atau penyakit terkait kelainan pembuluh darah dan jantung kini menjadi pembunuh rangking pertama bagi usia di atas 40 tahun.
Sedangkan, kata dia, penyakit kardiovaskular disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar HDL dalam darah.
"Tiap tahun, penyakit degeneratif akibat kebiasaan makan gorengan selalu meningkat. Peningkatan itu diakibatkan oleh dampak modernisasi yang mengubah perilaku sebagian masyarakat Indonesia menjadi pengonsumsi makanan yang rendah serat dan tinggi lemak," tegasnya.
sumber: Fatichatun Nadhiroh - DetikSurabaya
"Bermimpilah....., sebab Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu"
[Resensi Buku] Laskar Pelangi
Apa yang istimewa dari Laskar Pelangi??
Inilah buku yang menggambarkan sebuah potret pahit pendidikan di
Latar tempat dari novel ini adalah Pulau Belitong yang terletak di Timur
Novel ini memberikan banyak rasa. Kocak, bahagia, sedih, haru semua ada di sini. Kocak karena kepolosan khas anak-anak kecil. Bahagia karena berbagai kejutan dan keberhasilan yang dicapai oleh sebelas orang sahabat. Sedih melihat ketimpangan akses pendidikan.Dan haru karena perjuangan mereka, misalnya saja Lintang. Ia harus mengayuh sepeda 80 kilometer pulang pergi dari rumah ke sokolah. Belum lagi ia harus melewati rawa yang menjadi habitat para buaya ganas.
Karena dihadang buaya, ia pernah terlambat sampai di sekolah dan hanya sempat ikut menyanyikan lagu Padamu Negeri di pelajaran terakhir. Setelah itu, ia kembali bersepeda untuk mencapai rumahnya nun jauh di
Karena kisah dalam novel ini adalah pengalaman nyata penulisnya, maka tak heran jika deskripsi tokoh dan latar tempatnya begitu kuat. Penulisnya, Andrea Hirata, begitu detail menjelaskan sekolahnya, kampungnya, tokoh-tokohnya, dan lain sebagainya. Ia pun seringkali membuat analogi yang panjangnya sampai berlembar-lembar untuk sebuah perasaan yang sedang mendera para tokohnya.
Bisa jadi hal ini adalah kekuatan dari novel Laskar Pelangi, namun di sisi lain bisa pula menjadi kelemahannya. Bagi sebagian orang, mungkin ada beberapa bagian dari buku ini yang terasa membosankan karena deskripsi yang terlalu detail tadi.
Namun secara umum, Laskar Pelangi adalah novel yang sayang sekali untuk dilewatkan. Kisahnya begitu inspiratif, menggugah, tanpa kesan menggurui. Laskar Pelangi juga membuat kita bercermin dan peduli akan nasib pendidikan yang carut marut di negeri tercinta,
Pengen baca? Aku punya e-booknya. Berminat, hubungi aja emailku :2882@telkom.net
Judul buku : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Harga : Rp.60.000